Sabàtu Ahrūf: Redaksi, dan Gambaran Sabàtu Ahrūf Menurut Muhadisīn
Abstract
Melihat dari banyaknya riwayat dengan karakter kejadian yang berbeda sesuai faktor yang melatar belakangi turunnya sabda Nabi, sangat wajar bila para ulama tidak ada kesepakatan dalam memahami maksud dari kata Sab’atu ahruf. Kata Sab’ah sendiri secara etimologi menunjukan arti sebuah bilangan yaitu angka yang jatuh setelah angka enam. Sedangkan Ahruf berasal dari suku kata harfin, bentuk pluralnya adalah Ahruf. Harfin sendiri secara bahasa mempunyai beberapa makna, diantaranya pinggir, baca’an, dialek dan lainnya. Adapun metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian library research atau penelitian tentang kajian pustaka, yaitu suatu metode yang kajiannya atau penelitiannya menggunakan buku, majalah, jurnal, atau karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan focus penelitian atau permasalahannya sebagai acuan. Sedangkan hasil penelitian Hadis dari segi karakter redaksi atau muatan peristiwa secara global terdapat tiga corak gambaran hadith Sabatu Ahruf:
- Hadis menceritakan sebuah peristiwa beberapa sahabat yang bersengketa dalam bacaan al-Quran, selanjutnya mereka bersama sama menghadap nabi saw untuk mengadukan apa yang mereka alami, kemudian nabi saw membenarkan bacaan mereka semua dan sekaligus menegaskan bahwasanya al-Quran turun atas Sab’atu Ahruf.
- Hadis menceritakan sebuah dialog yang terjadi antara nabi Muhammad saw dengan malaikat jibril, dan terkadang juga melibatkan Mikail.
Hadis menceritakan peristiwa nabi Muhammad saw memberikan pemberitahuan secara lansung tanpa didahului dengan peristiwa, bahwa al-Qur’an dapat dibaca atau turun dengan Sab’atu Ahruf
References
Abu Syuhbah, Muhammad bin Muhammad. al-Madkhol li Dirosat al-Qur’an (Kairo, Maktabah al-Sunnah, 2001)
Al- Qattān , Manna’ Khalil. Mabāhith fi ulūm al-Qur’an (Beirut, Manshurat al-Ilmiayah, 1973)
al-Baihaqi, Ahmad bin Husain bin Ali bin Musa Abu Bakr. Sunan al-Shughra, (t.t.p: t.p, Juz 1, t.t)
al-Bukhari, Muhammad bin Ismail Abu Abdillah. al-Jâmi’ al-Sahîh, (Kairo, Maktabah al-Salafiyyah, 1400 H.), juz IV
al-Naisaburi, Muslim bin al-Hajaj Abu al-Husaini al-Kusairi. Shahîh Muslim, (Riyad, Dâr Thaibah, 1427 H./2002 M.), juz I
al-Shabunni, Muhammad Ali. Tibyân fi Ulûm al-Qur’an, (Damaskus, Maktabah al-Ghazali, t.t.)
al-Suyūthi, Jalāl al-Din. al-Itqōn fī Ulūm al-Qur’an )Kairo, Dar al-Hadith, 2009)
al-Tirmidzi, Muhammad bin Isa Abu Isa. Sunan al-Tirmidzî, (Riyad, Dâr Ihya’ al-Ma’arif, cet. I, t.t)
Basri, Hasan. Mengenal Ilmu Qiraat, (Sukabumi, Farha Pustaka, 2019)
Humaidi, M. ibn Futuh. Al-Jam’u Baina al-Shahihain, al-Bukhârȋ wa Muslim, (Libanon, Beirut, Dâr Ibn Hazm, cet. III, juz II, 2002,
Ibn Hambal, Abu Abdillah, Ahmad bin Muhammad. Musnad al-Imam Ahmad Bin Hambal, (Beirut, Libanon, Muasasah al-Risalah, cet. I, 1999), juz. XXIX
maktabah al-syamillah V. 2.11
Shahin, Abd al-Sobur. Tarikh al-Qur’an,( Cairo, Nahdoh Misr, 2008,)