Kesejahteraan Psikologis Pada Remaja Dengan Keluarga Broken Home

  • Hengki Hendra Pradana Universitas Nahdlatul Ulama
Keywords: Kesejahteraan psikologis, broken home, remaja

Abstract

Perceraian adalah hubungan pernikahan yang pisah atau tidak dapat diteruskan karena sering terjadi konflik dan juga kesepakatan antara kedua belah pihak untuk melakukan perceraian. Banyak faktor yang menyebabkan anak yang dari latar belakang keluarga yang tidak utuh atau broken home akan memiliki perilaku negatif karena jiwa dan mental dari anak yang memiliki keluarga tersebut mudah terpengaruh dengan ranah hal-hal yang negatif. Kesejahteraan yang harus diperhatikan pada anak yang memiliki kelurga broken home adalah kesejahteraan psikologisnya. Kesejahteraan psikologis adalah merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kesehatan psikologis individu berdasarkan pemenuhan kriteria fungsi psikologi positif seperti penerimaan diri, bertujuan, beruhubungan positif, pribadi yang mandiri, dan bertumbuh. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa remaja dengan hasil terdapat kurangnya terpenuhi kesejahteraan psikologis, karena yang jauh dari orang tua dan harus mendapat perhatian dari orang lain. Tidak hanya itu sulit mengontrol diri, kurangnya dukungan sosial, dan penguasan dalam lingkungan atau istilahnya menyesuaikan dengan lingkungannya. Dengan demikian kesejahteraan psikologis pada remaja yang mengalami broken home sangat diperlukan guna memenuhi kesejahteraan psikologisnya. Tujuan peneliti ingin mengetahui bagaimana kesejahteraan psikologis remaja terhadap keluarga broken home.

References

Adristi, S. P. (2021). Peran Orang Tua pada Anak dari Latar Belakang Keluarga Broken Home (Vol. 1, Issue 2). https://journal.imadiklus.or.id/index.php/lej
Lapitun. (2005). Psikologi sosial. Surabaya: UMM Press.
Munandar, A., Esterlita Purnamasari, S., Varadhila Peristianto, S., & Mercu Buana Yogyakarta, U. (2020). PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA KELUARGA BROKEN HOME PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IN BROKEN FAMILY. Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi, 22(1), 1693–2552. https://doi.org/10.26486/psikologi.v22i1
Nugraha, A., Ihsani, A. F. A., Pradana, H. hendra, & Hariri, M. M. (2022). Curriculum Integration and Implementation in Madrasah Tsanawiyah Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo. Briliant: Jurnal Riset Dan Konseptual, 7(2), 458–471. https://doi.org/10.28926/briliant
Pradana, H. H. (2022). Building Organizational Citizenship Behavior Through College Alumni Relationship Management. Proceedings of the International Seminar on Business, Education and Science, 1, 41–50. https://doi.org/10.29407/INT.V1I1.2513
Pradana, H. H., Prastika, S. D., Mudawamah, N., & Yogi, R. (2022). Kesejahteraan Psikologis pada Pasangan Pernikahan Dini di Kabupaten Blitar. 12–23.
Pradana, H. H., Suryanto, S., & Meiyuntariningsih, T. (2021). Stres Akulturatif Pada Mahasiswa Luar Jawa Yang Studi Di Universitas 17 Agustus 1945. Jurnal Psikologi Perseptual, 6(1), 16–23. https://doi.org/10.24176/perseptual.v6i1.5145
Sahrah, A., Program Magister Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana Yogyakarta, M., & Program Magister Psikologi Fakultas Psikologi, D. (2019). Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun.
Sudarsono, A. H. (2018). PEMBAGIAN HARTA BERSAMA YANG BERCAMPUR DAN BERKEMBANG DENGAN HARTA BAWAAN SETELAH PERCERAIAN. UPT-Teknologi Informasi dan Komunikasi Perpustakaan Universitas Jember
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Yuliani, I., & Negeri, S. (2018). INNOVATIVE COUNSELING KONSEP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING SERTA IMPLIKASINYA DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING. 2(2), 51–56. http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling
Published
2023-02-18
Section
Islamic Economics and Psychology