https://ojs.unublitar.ac.id/index.php/sinda/issue/feedSINDA: Comprehensive Journal of Islamic Social Studies2025-08-13T06:33:43+00:00Arum Ayu Lestariarumayu568@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>SINDA: Comprehensive Journal of Islamic Social Studies</strong> is a journal from the Faculty of Islamic Religion which accommodates 2 scopes, namely Islamic studies and educational sciences that are closely related to the fields of Islamic Economics, Islamic Family Law, Islamic Psychology, Islamic Studies, Al-Quran and Tafsir Sciences, Islamic Broadcasting Communications and other educational sciences as well as his teaching. This journal is in electronic and print versions. This journal <strong>is published 3 (three) times a year, namely April, August, and December</strong>. This journal is intended for academics, practitioners, and education stakeholders who want to publish and develop research results and thoughts for advancement, especially in the fields of Islamic studies and education science.</p>https://ojs.unublitar.ac.id/index.php/sinda/article/view/2149Membangun Kebersamaan Melalui Makan Kembul Bujana: Strategi Pengembangan Komunitas Berbasis Budaya di MWC NU Garum Kabupaten Blitar2025-08-13T05:47:29+00:00Siti Uswatun Kasanahuswahunublitar@gmail.comZainal Rosyadizainalrosyadi@unublitar.ac.idAsyharul Muttaqinasyharul555@gmail.com<p><em>This study explores the tradition of Kembul Bujana at </em>MWC NU Garum Blitar Regency<em>. The research aims to understand the meaning, values, and social impact of this communal dining tradition within the local religious community. Using a qualitative descriptive approach, data were collected through observation, interviews, and documentation, involving religious leaders, members of the autonomous bodies, and community participants. The findings reveal that Kembul Bujana serves not only as a medium for strengthening social bonds and fostering a sense of togetherness but also as a platform for transmitting religious teachings, cultural values, and collective identity. The discussion highlights the stages of the tradition, the integration of religious rituals with cultural practices, and the role of shared meals in reinforcing community cohesion. The study concludes that Kembul Bujana functions as an effective form of social and religious education, suggesting that such traditions should be preserved and adapted to modern contexts while maintaining their core values.</em></p> <p> </p> <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis makna kegiatan kembul bujana yang dilaksanakan MWC NU Garum Kabupaten Blitar, serta mengkaji nilai-nilai sosial, religius, dan kultural yang terkandung di dalamnya. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kembul bujana bukan hanya tradisi makan bersama, tetapi juga sarana memperkuat ukhuwah Islamiyah, meningkatkan solidaritas jamaah, serta menjadi media internalisasi ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah yang ramah dan toleran. Tradisi ini memadukan nilai religius, seperti syukur dan kebersamaan dalam berbagi rezeki, dengan nilai sosial seperti gotong royong dan keterbukaan. Dalam perspektif kultural, kembul bujana menjadi bentuk pelestarian tradisi lokal yang selaras dengan prinsip dakwah kultural Nahdlatul Ulama. Penelitian ini menegaskan bahwa kegiatan kembul bujana berkontribusi terhadap penguatan kohesi sosial dan transmisi nilai keislaman di tengah masyarakat. Temuan ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi pengembangan strategi dakwah kultural yang efektif dan kontekstual, serta memberikan kontribusi terhadap pelestarian tradisi lokal yang bernilai positif.</em></p> <p> </p>2025-04-05T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://ojs.unublitar.ac.id/index.php/sinda/article/view/2093PARADIGMA KETIDAKSETARAAN GENDER PENYEBAB KEKERASAN RUMAH TANGGA DILIHAT DARI PERSPEKTIF HUKUM AGAMA DAN ADAT2025-08-13T06:33:43+00:00Mohammad Khomarudinkhomarudinunublitar@gmail.comArum Ayu Lestariarumayu4@gmail.comHanin Alya’ Labibahhaninalya@gmail.comYaoma Tertibiyaoma.tertibi@gmail.com<p>Perbedaan gender menjadi salah satu penyebab diskriminasi terhadap kaum perempuan (patriarki), Sehingga tidak jarang perempuan mendapat perlakuan tidak adil dalam berbagai hal. Dalam kerangka hukum Islam, rumah tangga dipandang sebagai unit fundamental dalam masyarakat yang diatur oleh prinsip-prinsip yang diturunkan dari Al-Quran dan Hadis. Konsep-konsep dalam al-qur’an dan hadis seperti kewajiban suami untuk memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya, kemudian kewajiban saling menghormati dan mendukung antara suami istri hal tersebut bertolak belakang dengan implementasinya, hal tersebut mengarah pada ketidakseimbangan kekuasaan, penindasan, dan ketidakadilan gender. Berbagai kekerasan dialami oleh perempuan baik kekerasan secara fisik, verbal maupun seksual. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan teori segitiga kekerasan yang digagaskan oleh Johan Galtung yaitu, dan direct violence, structural violence cultural violence. Dari penelitian tersebut menghasilkan bahwa pentignya pemahaman gender yang perlu diatur lebih jelas dalam regulasi karena hukum karena untuk meminimalisir stigma yang telah menjadi adat budaya dalam masyarakat serta di dalam agama islam sendiri perempuan mendapatkan kehormatan untuk mereka diberikan kasih sayang, perlindungan serta keamanan</p>2025-04-05T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://ojs.unublitar.ac.id/index.php/sinda/article/view/1852Perfilman Menelusuri Kontroversi: Film Indonesia yang Mendunia namun Dicekal di Tanah Air2025-08-13T06:18:35+00:00Hanna Auliahaulia14@gmail.com<p>Film merupakan sebuah produk industri yang saat ini mengalami kemajuan pesat di Indonesia. Namun dengan kemajuan itu, film juga mengalami banyak kendala yang dihadapi, contohnya yaitu mengenai penyensoran bahkan pemblokiran yang terjadi pada film yang dianggap tidak layak tayang di Indonesia. Film-film yang tergolong tidak layak tersebut mayoritas memiliki visualisai yang mengandung unsur kekerasan dan pornografi, selain itu terdapat film yang diblokir untuk tayang di Indonesia karena alur cerita yang dianggap akan melukai bangsa Indonesia. Kebijakan dan perundangan film pada posisi ini menjadi penting untuk diterapkan dan dikaji ulang.</p>2025-04-05T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##